Selasa, 07 Juni 2011

cerpen cinta


Cinta Basi
Awalnya aku mengira perasaan ini adalah perasaan yang biasa2 saja. Tapi setelah berapa lama aku mengenalnya, aku berpikir mungkin aku benar2 menyukainya. Ya, walaupun usianya jauh lebih tua dariku. Tapi menurutku hal itu tak menjadi masalah. Hampir tiap hari aku mengunjunginya ke tempat ia bekerja. Kebetulan ia adalah pemilik toko itu. Jadi nggak masalah kalau aku sering-sering ke tempatnya. Toh, nggak ada yang marah.
Malam minggu ia mengajakku keluar. Hatiku dag dig dug tidak karuan. Apa mungkin ia akan menembakku, dan memintaku menjadi kekasihnya? Hal itu terus kupikirkan. Aku mencoba merangkai kata-kata apa yang akan kusampaikan bila nanti ia menyatakan cintanya padaku.
Malam telah tiba. Dia datang menjemputku dengan memakai baju kaos putih dan celana jeans berwarana dongker dan mengenakan sepatu sport yang ia beli bersamaku beberapa waktu lalu. Saat itu ia kelihatan lebih muda dari umurnya yang sudah 27 tahun. Ia terlihat seperti umur 20 tahunan saja. Ya, sebaya dengan kakak laki-laki ku yang kini berusia 22 tahun.
Aku kaget saat kami hendak pergi, ternyata ia datang menjemputku dengan mobil toyota avanza berwarna silver. Aku sangat senang. Jarang-jarang ada cowok yang datang menjemputku dengan mobil, heheehe...Padahal sebelumnya aku tidak pernah melihatnya memakai kendaraan. Ketika kami jalan, kami selalu naik taksi untuk pergi ke mana-mana. Nggak tau apa yang ada dalam pikirannya.
Dia mengajakku ke sebuah restoran mewah di kota kami. Aku begitu senang dibuatnya. Ternyata apa yang aku pikirkan benar. Dia meminta aku menjadi kekasihnya. Dengan latihan yang telah aku lakukan aku menerimanya.
Waktu terus berjalan, hubungan kami sangat harmonis. Ia sangat mengerti diriku. Tidak seperti pacar-pacarku sebelumnya yang sangat egois yang hanya mementingkan diri sendiri. Aku sangat bahagia dibuatnya. Rasanya cintaku terlalu dalam untuknya. I love you forever......
Seperti biasa aku mengunjunginya ke tokonya sambil menolongnya melayani pelanggan. Tiba-tiba seorang gadis yang berseragam putih biru datang mendekatinya. Yang membuat aku terkejut gadis itu memanggilnya dengan sebutan papa. Aku tersentak dibuatnya. Darahku mengalir cepat dan jantungku berdegup lebih kencang. Aku tidak mengerti apa yang terjadi.
Dia mengajak gadis itu keluar, seakan-akan tidak ingin aku tahu apa yang ingin mereka bicarakan. Mulut dan kakiku tidak dapat bergerak. Semua terasa kaku. Aku seperti orang yang dikutuk menjadi batu tak dapat melakukan apapun.
Setelah gadis itu pergi, dia datang mendekatiku. Seperti orang yang membuat kesalahan besar, ia mencoba bicara padaku dengan terbata-bata. Aku terus menyudutkannya agar bisa bicara lebih jelas. Sepertinya ia sulit untuk berkata-kata karena aku terus mendesaknya dengan rasa marah yang telah menggebu-gebu.
Akhirnya iapun menceritakan perihal gadis itu. Ternyata gadis itu putrinya. Tapi bukan putri kandungnya. Ia telah menikah dengan seorang janda pilihan ibunya. Ia menikah diusia yang masih sangat muda yaitu 20 tahun. Ibunya menikahinya karena ia sering gonta ganti pacar.
Ibunya merasa pilihannya itu adalah pilihan yang terbaik. Walaupun seorang janda, ia adalah orang yang baik. Ia juga memiliki pekerjaaan yang tetap yaitu seorang guru bahasa inggris di sekolah menengah atas.
Tapi pernikahannya hanya berlangsung selama 5 tahun dan akhirnya bercerai.
Mendengar hal itu, aku lalu menamparnya dan langsung pergi dari tempat itu, tanpa melihat ekspresi yang muncul dari dirinya.
Sejak kejadian itu aku tidak pernah datang lagi. Bahkan untuk mengangkat telponnya sekalipun. Aku benar-benar ingin melupakan kejadian diantara kita. Aku malu pada diriku sendiri. Kenapa aku bisa jatuh cinta pada seorang duda. Sungguh cinta yang basi. Yang tak patut aku harapkan.

1 komentar: