BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia yang digunakan
dikalangan remaja Indonesia saat ini sangat berbeda dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Salah satu syarat bahasa yang baik dan benar adalah
pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang berlaku atau yang dianggap baku.
Ranah bahasa Indonesia pada saat ini merupakan bahasa sehari-hari penduduk
Jakarta. Oleh karena itu, banyak kalangan yang menyebutnya ragam santai dialek
Jakarta ( Badudu dalam Indari, 2008:38). Kalangan remaja di pedesaan pun tampak
semakin banyak yang menggunakan kosa kata yang diambil dari ranah bahasa ini
akibat gencarnya siaran televisi yang sebagian besar tema dan latarnya
berkiblat ke kota besar seperti Jakarta.
Ragam bahasa remaja memiliki ciri
khusus, singkat, lincah, dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cendrung pendek,
sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau
menggantinya dengan kata yang lebih pendek. Dalam contoh percakapan berikut
antara tokoh Laras dan mamanya dalam cerpen ‘Sudah Sakit di Timpa Roda!’ (Gaul,
edisi 24 tahun X, 13-19 Juli 2011), kita melihat bagaimana bahasa remaja ini
dibuat begitu singkat.
“Nggak
apa-apa, Ma, pengen aja ngerasain...” Laras menjawab asal bicara.
“Heh!
Nggak boleh ngomong gitu! Ya udah, kalau mau rehat di rumah sakit, kita cari
yang representatif...”
Dari
contoh di atas jelas sekali bahwa susunan kalimat yang digunakan sangat berbeda
dengan kaidah bahasa Indonesia baku yang baik dan benar. Kosa kata bahasa
remaja banyak diwarnai oleh bahasa gaul.
Yang dimaksud dengan cerpen remaja dalam
tulisan ini adalah cerita pendek yang diperuntukkan bagi kaum remaja. Hal ini
bisa dilihat dalam tokoh yang ada dalam cerpen. Mereka biasanya anak sekolah
menengah atau mahasiswa. Panjang cerpen rata-rata 1,5 – 2 halaman atau 1500
kata yang mungkin juga dipengaruhi oleh kebijakan Redaktur dalam menyediakan
ruang. Di Indonesia saat ini terdapat lima buah majalah remaja yang cukup
populer di kalangan remaja. Tetapi untuk penulisan ini, peneliti hanya menampilkan
satu majalah saja yaitu dari Tabloid Gaul yang rata-rata cerpennya ditulis oleh
Gol A Gong dan Tias Tatanka.
Dalam setiap cerpen, penulis cerita
menggunakan bahasa Indonesia baku dalam memberikan penjelasan kepada pembaca.
Mereka sama sekali tidak menggunakan bahasa remaja. Namun, ketika tokoh-tokoh
yang ada di dalam cerita itu berbicara, penulis selalu menggunakan bahasa
remaja seperti contoh berikut.
“Aku
ngungsi ke Sita dan Nonik dulu, ya...” Edina meninggalkan Laras dan Darmanto,
meninggalkan teman-teman lain.
“Kamu
nggak ngumpul sama cewek-cewek lain?” tanya Darmanto sambil mengambil sesuatu
dari backpacknya.
“Menikmati
sunset itu enaknya diam saja, nggak keganggu ketawa-ketiwi...” Laras menghela
nafas, menikmati angin laut.
(‘Tebing
Siung’, oleh Gol A Gong dalam Tabloid Gaul Edisi 32 Tahun X 8-14 Agustus 2011)
Dari contoh
kalimat di atas jelas sekali bahwa susunan kalimat yang digunakan sangat
berbeda dengan kaidah bahasa Indonesia baku, sehingga dapat disimpulkan bahwa
bahasa gaul sebagai tutur remaja dilihat dari segi distribusinya atau
penyebarannya dapat dikatakan telah berhasil menjadi bahasa identitas remaja.
Sebaliknya, bahasa remaja menjadi dampak negatif apabila dilihat dari segi
ketidakmampuan remaja menempatkan bahasa dalam konteks sosialnya (Nyoman Riasa:
2002).
Morfologi merupakan suatu disiplin ilmu, sebagai
cabang tata bahasa yang mengupas permasalahan-permasalahan dan pembentukannya.
Menurut Ramlan (1985:46) dalam bahasa Indonesia terdapat proses morfologik
yaitu proses pembubuhan afiks, proses pengulangan, dan proses pemajemukan.
Kajian Morfologi digunakan dalam penelitian ini, karena pembentukan-pembentukan
kata sangat banyak ditemukan, sedangkan pada penelitian ini, membatasi
pembentukan kata yang berupa afiksasi dan reduplikasi, karena untuk membentuk
kata kerja transitif bahasa remaja cenderung menggunakan kedua proses tersebut.
Oleh karena pertimbangan tersebut, penelitian yang berjudul Analisis Bahasa
Gaul Antartokoh dalam cerpen remaja pada Tabloid Gaul Edisi Juli-Agustus 2011 (Kajian
Morfologi) menarik untuk diteliti.
B. Fokus Masalah
Dalam cerpen
remaja Indonesia banyak terdapat unsur yang dapat diteliti, misalnya: kehidupan
sosial, penokohan, dan bahasa, seperti: bahasa Ibu, bahasa asing, bahasa
isyarat, bahasa resmi, dan bahasa gaul. Akan tetapi peneliti lebih memfokuskan
tentang bahasa gaul yang digunakan antartokoh, agar lebih jelas dan spesifik.
Dalam hal ini Tabloid Gaul sebagai salah satu majalah terpopuler yang diminati
remaja pada saat ini menjadi sasaran dalam penelitian ini.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimana proses afiksasi
bahasa gaul antartokoh dalam cerpen remaja pada Tabloid Gaul? (2) Bagaimana proses
reduplikasi bahasa gaul antartokoh dalam cerpen pada Tabloid Gaul? (3) Bagaimana
penggunaan istilah bahasa gaul antartokoh dalam cerpen remaja pada Tabloid Gaul
?
D. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan
proses afiksasi bahasa gaul antartokoh cerpen remaja pada Tabloid Gaul. (2) Mendeskripsikan
proses reduplikasi bahasa gaul antartokoh dalam cerpen remaja pada Tabloid
Gaul. (3) Mendeskripsikan penggunaan istilah bahasa gaul antartokoh cerpen
remaja pada Tabloid Gaul.
E. Manfaat Penelitian
Secara
operasional, manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat
Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian morfologi khususnya
tentang variasi kata, serta dapat menghasilkan deskripsi analisis bahasa gaul,
sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pendukung dalam pengkajian ilmu
bahasa.
2.
Manfaat Praktis
Menambah wawasan peneliti dalam mengembangkan ilmu bahasa, khususnya yang
telah diperoleh dari bangku kuliah.
F.
Devenisi
Operasional
1.
Bahasa Gaul adalah bahasa yang pada
umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya
selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri
dalam mengungkapkan ekspresi diri.
2.
Cerpen remaja adalah salah satu jenis
cerita pendek yang paling banyak digemari hingga sekarang. Cerpen remaja terbaru bisa mengangkat
banyak tema seperti tema cinta,
persahabatan, keluarga atau bahkan kejadian dan pengalaman hidup yang baru saja
mereka temui.
3.
Tabloid Gaul adalah salah satu majalah
terpopuler di Indonesia yang banyak diminati remaja pada saat ini.
4.
Kajian Morfolgi, menurut
Ramlan (1985:5) adalah kajian yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
fungsi perubahan-perubahan bentuk kata, baik fungsi gramatikal maupun fungsi
semantik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1.
Fungsi Sosial Bahasa dalam Masyarakat
Keraf (1980:3) yang
menyatakan bahwa bahasa apabila ditinjau dari dasar dan motif pertumbuhannya,
bahasa berfungsi sebagai (1) alat untuk menyatakan ekspresi diri, (2) alat
komunikasi, (3) alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, dan (4)
alat untuk mengadakan kontrol sosial.
Menurut Pateda (1987:4)
bahwa bahasa merupakan saluran untuk menyampaikan semua yang dirasakan,
dipikirkan, dan diketahui seseorang kepada orang lain. Bahasa juga memungkinkan
manusia dapat bekerja sama dengan orang lain dalam masyarakat. Hal tersebut
berkaitan erat bahwa hakikat manusia sebagai makhluk sosial memerlukan bahasa
untuk memenuhi hasratnya.
Sebagai alat komunikasi,
bahasa mempunyai fungsi sosial dan fungsi kultural. Bahasa sebagai fungsi
sosial adalah sebagai alat perhubungan antaranggota masyarakat. Sedangkan
sebagai aspek kultural, bahasa sebagai sarana pelestarian budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
Bahasa dapat pula
berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus alat adaptasi sosial, hal ini
mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa yang majemuk. Kemajemukan ini
membutuhkan satu alat sebagai pemersatu keberseragaman tersebut. Di sinilah
fungsi bahasa sangat diperlukan sebagai alat integrasi sosial. Dari uraian ini
dapat kita tarik kesimpulan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting
bagi manusia.
2.
Variasi Bahasa
Bahasa dalam lingkungan
sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Dari adanya
kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan bahasa yang dipergunakan
bervariasi. Kebervariasian bahasa ini timbul sebagai akibat dari kebutuhan
penutur yang memilih bahasa yang digunakan agar sesuai dengan situasi konteks
sosialnya. Oleh karena itu, variasi bahasa timbul bukan karena kaidah-kaidah
kebahasaan, melainkan disebabkan oleh kaidah-kaidah sosial yang beraneka ragam.
Kridalaksana (1984: 142)
mengemukakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya
yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Jadi
ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaianya, yang timbul menurut
situasi dan fungsi yang memungkinkan adanya variasi tersebut.
Pemakaian ragam bahasa
perlu penyesuaian antara situasi dan fungsi pemakaian. Hal ini sebagai indikasi
bahwa kebutuhan manusia terhadap sarana komunikasi juga bermacam-macam. Untuk
itu, kebutuhan sarana komunikasi bergantung pada situasi pembicaraan yang
berlangsung. Dengan adanya keanekaragaman bahasa di dalam masyarakat, kehidupan
bahasa dalam masyarakat dapat diketahui, misalnya berdasarkan jenis pendidikan
atau jenis pekerjaan seseorang, bahasa yang dipakai memperlihatkan perbedaan.
Sebuah komunikasi
dikatakan efektif apabila setiap penutur menguasai perbedaan ragam bahasa.
Dengan penguasaan ragam bahasa, penutur bahasa dapat dengan mudah mengungkapkan
gagasannya melalui pemilihan ragam bahasa yang ada sesuai dengan kebutuhannya.
Oleh karena itu, penguasaan ragam bahasa termasuk bahasa gaul remaja menjadi
tuntutan bagi setiap penutur, mengingat kompleksnya situasi dan kepentingan
yang masing-masing menghendaki kesesuaian bahasa yang digunakan.
3. Bahasa Gaul
Bahasa gaul atau
biasa disebut dengan slang (bahasa prokem) merupakan ragam bahasa
tidak resmi, tidak baku dan bersifat musiman. Akar dari bahasa gaul
adalah bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan bahasa preman. Preman biasanya
memakai bahasa prokem untuk berkomunikasi agar tidak diketahui oleh orang lain
yang bukan komunitas preman tersebut. Dewasa ini, bahasa prokem tidak
lagi menjadi bahasa “rahasia” melainkan menjadi bahasa gaul di suatu daerah
atau komunitas tertentu.
Saat ini bahasa gaul telah banyak
terasimilasi dan menjadi umum. Bahasa gaul sering digunakan sebagai bentuk
percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam
media-media populer serperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan digunakan
sebagai publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah
remaja populer. Oleh sebab itu, bahasa gaul dapat disimpulkan sebagai bahasa
utama yang digunakan untuk komunikasi
Fathuddin (1999: i) mengungkapkan
bahwa slang merupakan bahasa gaul yang hidup dalam masyarakat petutur asli dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam obrolan antar teman, atau
dalam media seperti teve, film dan besar kemungkinan dalam novel saat
memaparkan suasana sosial tertentu.
Selanjutnya, Alwasilah (1993: 47)
menyatakan bahwa penggunaan slang adalah memperkaya kosa kata bahasa dengan
mengkomunikasikan kata-kata lama dengan makna baru. Pemakaian slang dengan
kosakata yang sama sekali baru sangat jarang ditemui. Slang merupakan kawasan
kosakata, bukan gramar atau pengucapan.
Bahasa Slang oleh Kridalaksana
(1982:156) dirumuskan sebagai ragam bahasa yang tidak resmi dipakai oleh kaum
remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha
orang di luar kelompoknya tidak mengerti, berupa kosa kata yang serba baru dan
berubah-ubah. Hal ini sejalan dengan pendapat Alwasilah (1985:57) bahwa slang
adalah variasi ujaran yang bercirikan dengan kosa kata yang baru ditemukan dan
cepat berubah, dipakai oleh kaum muda atau kelompok sosial dan profesional
untuk komunikasi di dalamnya.
Slang digunakan sebagai bahasa
pergaulan. Kosakata slang dapat berupa pemendekan kata, penggunaan kata alam
diberi arti baru atau kosakata yang serba baru dan berubah-ubah. Disamping itu
slang juga dapat berupa pembalikan tata bunyi, kosakata yang lazim diapakai di
masyarakat menjadi aneh, lucu, bahkan ada yang berbeda makna sebenarnya.
4. Ciri- ciri
Bahasa Gaul
Ragam bahasa ABG memiliki ciri
khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek,
sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau
menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti ‘permainan – mainan,
pekerjaan – kerja
5. Distribusi
Geografis Bahasa Gaul
Bahasa gaul umumnya digunakan di
lingkungan perkotaan. Terdapat cukup banyak variasi dan perbedaan dari bahasa
gaul bergantung pada kota tempat seseorang tinggal, utamanya dipengaruhi oleh
bahasa daerah yang berbeda dari etnis-etnis yang menjadi penduduk mayoritas
dalam kota tersebut.
B. Kerangka Pikir
Dengan
memperhatikan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pada bagian ini
diuraikan kerangka pikir yang dapat dijadikan pegangan untuk menemukan data dan
informasi dalam penelitian ini.
Berdasarkan
teori, maka ada beberapa hal yang dipandang perlu dijadikan kerangka berpikir
untuk pemecahan “analisis bahasa gaul” dalam penelitian ini, antara lain
sebagai berikut:
a. Morfologi
adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari bentuk-bentuk kata, fungsi dan
kegunaannya dalam pembentukan kalimat perlu dicermati.
b. Untuk
memahami bahasa gaul sangat diperlukan pemahaman mengenai proses pembentukan
kata.
Selanjutnya
peneliti menganalisis bahasa gaul antar tokoh dalam cerpen remaja sehingga
diperoleh suatu gambaran tentang analiasis bahasa gaul antartokoh dalam cerpen
remaja.
|
|
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||
|
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Penelitian tentang Analisis bahasa
gaul antartokoh dalam cerpen remaja pada Tabloid Gaul ini berkaitan dengan
suatu gejala kebahasaan yang sifatnya alamiah. Artinya data yang dikumpulkan
berasal dari lingkungan nyata dan situasi apa adanya, yaitu dialog antartokoh
dalam cerpen. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Hal ini disebabkan oleh karena data yang terkumpul dan
dianalisis dipaparkan secara deskriptif .
Hal ini sejalan dengan pendapat
Arikunto (1990: 194) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif tidak
dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan
apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Dalam penelitian ini,
data yang terkumpul berupa kata-kata dan dalam bukan dalam bentuk angka. Maka
dari itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
B.
Subjek Penelitian
Berkaitan dengan hal di atas, yang
dikaji dalam penelitian ini adalah pemakaian bahasa gaul remaja dalam dialog
antartokoh dalam cerpen remaja pada Tabloid Gaul. Hal tersebut meliputi pola
bentuk morfologis dan pola makna bahasa gaul tersebut. Sedangkan subjek dari
penelitian ini adalah tokoh-tokoh dalam cerpen remaja ketika berdialog.
C.
Data Penelitian dan Sumber Data
Data dari penelitian ini berupa kata
yang digunakan dalam berkomunikasi antarsatu tokoh dengan tokoh yang lainnya.
Sumber data dari penelitian ini adalah percakapan antartokoh sebagai interaksi
komunikasi.
D.
Instrumen Penelitian
Di dalam penelitian ini, peneliti
berperan sebagai peneliti utama. Sebagai instrument tambahan atau pelengkapnya,
peneliti akan meneliti beberapa Tabloid Gaul Edisi Juli-Agustus 2011 yaitu
sebanyak empat tabloid karena majalah ini terbit tiap minngu.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah teknik observasi sebagai teknik utama. Observasi
dilakukan dengan cara baca-catat, yaitu peneliti mencatat data bahasa dan
konteksnya yang meliputi (1) topiknya, (2) suasananya, (3) tempat pembicaraan,
serta (4) lawan bicaranya.
Melalui teknik observasi, dengan
cara pengamatan partisipan oleh peneliti sendiri, maka akan diperoleh data yang
wajar dan alami. Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam observasi (1)
gambaran keadaan tempat dan ruang berlangsungnya pembicaraan, (2) pelaku-pelaku
yang terlibat, (3) aktivitas atau kegiatan saat berlangsungnya percakapan, dan
(4) topik dari isi pembicaraan. Selanjutnya, observasi dalam penelitian ini
meliputi
F.
Teknik Analisa Data
Teknik deskriptif yang dipakai dalam
penelitian ini menghasilkan dua macam analisis data, yaitu sebagai berikut:
1. Menganalisis
pemakaian bahasa gaul dalam cerpen remaja pada Tabloid Gaul
Pemakaian
bahasa gaul tersebut meliputi:
a) bahasa
yang digunakan
b) proses morfologi
2. Pengklasifikasian bahasa gaul
remaja berdasarkan bentuk dan kelasnya
a) bentuk
verbal kebahasaannya
b) proses
pembentukannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar