Selasa, 16 Oktober 2012

Perihal Kutipan


PERIHAL  KUTIPAN

  1. Pengertian Kutipan
         Kutipan berarti pungutan atau pengambilan. Dalam kegiatan menulis, kutipan berarti suatu kegiatan memungut, mengambil, atau meminjam suatu istilah, satu kalimat atau lebih, atau suatu pendapat dari seorang pengarang atau seorang pembicara berdasarkan kaidah dan tata cara tertentu. Kutipan juga mengandung pengertian pendapat atau pernyataan dari seorang pengarang yang diambil dari teks acuan yang berfungsi untuk memperkuat pendapat sehingga memiliki dasar yang nantinya dapat  dipertanggungjawabkan.

2.  Tujuan Kutipan
         Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki tujuan sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan tujuan di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan




3.Fungsi Kutipan
Adapun fungsi dari kutipan itu adalah sebagai berikut.
a.       Kutipan dapat memperkokoh atau memperkuat gagasan atau pikiran seorang  penulis, sebab apa yang dipikirkannya sejalan dengan pikiran pakar lain.
b.      Kutipan dapat dijadikan sebagai ilustrasi dari suatu penjelasan.
    1. Kutipan merupakan suatu pernyataan kebertanggungjawaban dari seorang penulis.
d.      Kutipan dapat dijadikan bahan bandingan antara pikiran penulis dengan pikiran orang lainyang dikutipnya.
e.    Kutipan dapat dijadikan “alat” untuk melihat sejauh mana keseriusan penulis  membicarakan masalah yang ditulisnya
    1. Kutipan dapat berfungsi sebagai landasan teori.

  1. Syarat-syarat mengutip
Ada aturan tertentu yang perlu diperhatikan dalam mengutip. Diantara aturan tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Informasi yang akan dikutip adalah informasi yang bersal dari sumber asli.
b.      Informasi yang akan dikutip hendaklah informasi atau gagasan yang disampaikan   oleh pakar, terutama oleh pakar yang telah “punya nama”.
c.       Cara-cara mengutip harus mengikuti kaidah-kaidah pengutipan.
d.      Informasi yang akan dikutip hendaklah informasi terbaru.
e.       Informasi yang dikutip hendaknya jangan terlalu panjang, misalnya satu halaman atau lebih.
f.       Jangan mengutip informasi yang berasal dari suatu hasi kutipan.
g.      Sebuah kutipan harus mencantumkan sumber dari informasi yang dikutip tersebut.
h.      Hindari terjadinya “parade” kutipan dalam suatu tulisan. Yang dimaksud dengan “parade” kutipan adalah suatu tulisan yang hanya mengetengahkan kuitpan-kutipan pikiran orang lain.
  1. Prinsip-prinsip mengutip
  2. Jenis-jenis kutipan
Selama ini ada anggapan bahwa kutipan itu hanyalah sesuatu yang dikutip saja. Dengan kata lain, segala  pemungutan  yang berada dalam tanda kutip itulah yang kutipan. Tapi kutipan juga bisa tidak berada dalam tanda kutip. Adanya kutipan yang menggunakan tanda kutip atau tidak , diakibatkan oleh adanya penjenisan kutipan tersebut.
Berdasarkan jenis isi, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Kutipan langsung dapat berupa kutipan langsung yang panjang dan kutipan langsung yang pendek. Demikian pula halnya dengan kutipan tak langsung.
Yang dimaksud dengan kutipan langsung adalah kutipan yang persis sama dengan apa yang dikutip. Kutipan langsung dibuat dalam tanda petik (“…”). Yang dimaksud dengan tanda kutip tak langsung adalah kutipan yang hanya memungut isi atau inti dari suatu pikiran, ide, atau gagasan. Dalam hal ini yang dipungut hanyalah pokok-pokok dari pikiran itu. Itulah sebabnya kutipan tidak langsung  ini disebut juga dengan kutipan isi.
  1. Cara Mengutip
Perbedaan terhadap jenis kutipan mengakibatkan perbedaan terhadap cara mengutip. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Cara mengutip langsung
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kutipan  langsung adalah sebagai berikut.
a)      Kutipan langsung selalu dibuat di dalam tanda kutip, sebagaimana yang tertulis pada sumber kutipan.
b)      Kutipan langsung yang pendek ditulis dengan cara mengintegrasikannya pada paragraf yang memuat kutipan tersebut.
c)      Kutipan langsung yang panjang dibuat pada tempat tersendiri dengan aturan tersendiri pula.
d)     Kutipan langsung dari suatu ucapan pendek dibuat dengan cara diintegrasikan pada paragraf.
e)      Kutipan langsung dari ucapan yang panjang cara membuatnya sama dengan kutipan langsung yang panjang.
f)       Tidak jarang dalam mengutip seorang penulis harus mengutip kalimat yang didalamnya juga terdapat kutipan, terutama bila ia mengutip suatu naskah drama atau karya fiksi.
                                    Terhadap hal yang seperti ini dapat ditempuh dua cara yaitu,
·         Memepergunakan tanda petik ganda (“…”) untuk kutipan asli dan tanda petik tunggal (‘…’) untuk kutipan dalam kutipan itu, tau sebaliknya.
·         Bagi kutipan asli tidak digunakan tanda kutip, sedangkan untuk kutipan dalam kutipan itu digunakan tanda petik ganda.
g)    Nama orang yang gagasan atau pikirannya dikutip dapat dibuat       
       sebelum atau sesudah gagasan atau pikiran itu dikutip.
b.      Cara mengutip tak langsung
Dalam banyak hal, cara mengutip tidak langsung sama dengan cara mengutip langsung. Secara ringkas cara mengutip tidak langsung adalah sebagai berikut.
1.      Kutipan tidak langsung tidak mengenal adanya tanda petik.
2.      Kutipan tak langsung tidak mengenal adanya tempat khusus untuk hal-hal yang dikutip.
3.      Kutipan tak langsung selalu terintegrasi pada paragraf.
4.      Kutipan tak langsung, tidak mengenal adanya kesalahan penyampaian dari apa yang dikutip, sebab yang dipungut hanyalah ide pokok.
5.      Informasi yang dikutip dapat dalam bentuk informasi lisan atau tulisan.
6.      Nama informan dapat setelah atau sebelum informasi yang dikutip.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar