Selasa, 16 Oktober 2012

Reliabilitas Tes



A.    PENGERTIAN RELIABILITAS
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi masudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Reability merupakan kriteria untuk menetapkan taraf ketelitian teknik atau alat penilaian; bila digunakan untuk mengukur hasil belajar seorang murid. Ketetapan itu berlaku untuk setiap alat ukur yang sama. Reability dinyatakan dengan koefisien reliability. Sering diartikan dengan “ Standar Error of measurement.”
Sudah diterangkan bahwa dalam persyaratan tes, bahwa reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berati.
Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia . Anderson dan kawan-kawan menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas ini sangat penting. Dalam hal ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu, karena menyongkong terbentuknya validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebalinya, sebuah tes yang valid biasanya reliabel. Walaupun reliabilitas mempunyai berbagi nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan dan sebagainya namun ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil ukur adalah dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, kalu aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Pengertian relatif menunjukan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil pengukuran. Bila perbedaan itu besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran itu tidak dapat dipercaya atau tidak reliabel. Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut suatu koefisien reliabilitas. Pada awalnya, tinggi rendahnya reliabilitas dicerminkan oleh tinggi-rendahnya korelasi antara dua distribusi skor dari dua alat ukur yang paralel yang dikenakan pada sekelompok individu yang sama.
Koefisien korelasi antara dua variabel dilambangkan oleh huruf r. apabila skor pada alat ukur yang pertama diberi lambang X dan skor pada alat ukur paralelnya diberi lambang X’, maka koefisien korelasi antara keduanya diberi ambang rxx’. Simbol ini inilah yang kemudian diadopsi sebagai simbol koefisien reliabilitas. Beberapa hal yang sedikit banyaknya mempengaruhi hasil tes, secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga hal:
Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri, yaitu panjang tes dan kualitas butir-butir soalnya.
Tinggi rendahnya validitas menunjukan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Dengan demikian semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi. Dalam menghitung besarnya reliabilitas berhubungan dengan penamahan banyaknya butir soal dalam tes ini ada sebuah rumus yang diberikan oleh Spearman dan Brown sehingga terkenal dengan Spearman-Brown.
r_nn=nr/(1+(n-1)r)
Dimana
rnn       = besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut ditambah butir soal baru.
n          = berapa kali butir soal itu ditambah.
r           = besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir-butir soalnya ditambah.
Penambahan butir-butir soal tes adakalanya tidak berati bahkan adakalanya merugikan. Hal ini diseabkan karena: Sampai pada batas tertentu, penambahan banyaknya butir soal sudah tidak menamah tinggi reliabilitas tes. Penambahan tingginya reliabilitas tes tidak sebanding nilainya dengan waktu, biaya, dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu.  Hal yang berhubungan dengan percobaan (testee) Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari banyak siswa yang mencerminkan keragaman hasil yang menggambarkan besar-kecilnya reliailitas tes. Tes yang dicobakan kepada bukan kelompok terpilih, akan menunjukan reliabilitas yang- lebih besar dari pada yang dicobakan kepada kelompok tertentu yang diambil secara dipilih.
 Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes.Faktor penyelenggara tes yang bersifat administratif, sangat menentukan hasil tes. C ontoh: Petunjuk yang diberikan sebelum tes dibuat, akan memberian ketenangan kepada para tes-tes dalam pengerjaan tes, dan dalam penyelenggaraan tidak akan banyak terdapat pertanyaan. Ketenangan ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil tes. Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang akan diberikan oleh siswa terhadap tes. Bagi siswa-siswa tertentu adanya pengawasan yang terlalu ketat menyebabkan rasa jengkel dan tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.
Suasana lingkungan dan tempat tes (duduk tidak teratur, suasana di sekililingnya ramai, dan sebagainya) akan mempengaruhi hasil tes. Adanya hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua, secara tidak langsung akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.
B.     CARA-CARA MENCARI BESARNYA RELIABILITAS
Sekali lagi reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil.
Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada yang berada diluar tes (consistency external) dan pada tes itu sendiri (consistency internal).
1. Metode bentuk Paralel (equivalen)
Tes parallel atau tes ekuivalen adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran, dan susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah bahasa inggris disebut alternate-forms method (parallel forms). Dengan metode bentuk parallel ini, dua uah tes yang paralel, misalnya Matematika Seri A yang akan dicari reliailitasnya dan Seri B di teskan pada sekelompok siswa yang sama, kemudian hasilnya dikorelasikan. Koefisien korelasi dari kedua hasil tes inilah yang menunjukan koefisien reliabilitas tes Seri A. jika oefisiennya tinggi maka tes tersebut sudah reliable dan dapat digunakan sebagai alat pengetes yang terandalkan.
Dalam menggunakan metode paralel ini pengetes harus menyiapkan dua buah tes, dan masing-masing dicobakan pada kelompok siswa yang sama. Oleh karena itu, ada orang yang menyebutkan sebagai double tes-daubel-trial method.
2. Metode tes ulang (test-retest method)
Metode tes ulang dilakukan orang untuk menghindari penyusunan dua seri tes. Dalam menggunakan teknik atau metode ini pengetes hanya memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali. Oleh karena tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini dapat disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian hasil dari kedua tes tersebut dihitung korelasinya. Untuk tes yang banyak mengungkap pengetahuan (ingatan) dan pemahaman, cara ini kurang mengena karena tercoba akan masih ingat akan butir-butir soalnya. Oleh karena tenggang waktu akan pemberian tes pertama dengan kedua menjadi permasalahan tersendiri. jika tenggang waktu terlalu sempit, siswa masih banyak ingat materi. Sebaliknya kalau tenggang waktu terlalu lama, maka faktor-faktor atau kondisi tes sudah akan berbeda, dan siswa senddiri barangkali sudah mempelajari sesuatu. Tentu saja faktor-faktor ini akan berpengaruh pula terhadap reliabilitas. Metode belah dua atau split-half method Kelemahan penggunaan metode dua tes dua kali percobaan dan satu tes dua kali percobaan diatasi dengan metode ketiga ini yaitu metode belah dua. Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes yang dicobakan satu kali. Oleh karena itu, disebut juga single-test-single-trial method.  Berbeda dengan metode pertama dan kedua yang setelah diketemukan koefisien korelasi langsung ditafsirkan itulah koefisien reliabilitas, maka dengan metode ketiga ini tidak dapat demikian. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reliabilitas separo tes. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus digunakan rumus Spearman-rown sebagai berikut:
Contoh:
r_11=(2 r_(½½) )/((1+r_(½½))
Dimana:
r_(½½)
r_11
Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes. Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan.
Dibawah ini akan diuraikan cara menghitung reliabilitas dengan metode belah dua:
a.Pembelahan Ganjil-Genap
Pada persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap adalah sebagai berikut:
Kelanjutan dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi product moment.
Jika koefisien reliabilitas separo tes ini dimasukan kedalam rumus hitungannya demikian:
r_11=(2 r_(½½) )/((1+r_(½½) ) )
r_11=(2 x (-0,3786))/(1+(-0,3786))=(-0,7572)/1,3786= -0,5493
b.Pembelahan Awal-Akhir
awal-akhir.
c.Formula Rulon
Sebagaimana formula Spearman-Borwn, formula Rulon juga dikenakan pada data skor suatu tes yang dibelah menjadi dua bagian yang seimbang. Dalam formula Rulon, komputasi reliabilitas didasarkan pada selisih skor subyek pada kedua belahan tersebut. Menurut Rulon, selisih skor itulah sumber variasi eror dan karenanya bila diandingkan dengan variasi skor akan dapat menjadi dasar mengestimasi reliailitas tes.
Formula Rolun dirumuskan sebagai:
r_xx'=1- (s_d^2)⁄(s_x^2 )
s_d^2
s_x^2 =
= Varians perbedaan skor belahan (d)
Variansi Skor tes (X)
d. Formula Alpha / Flanagon
Rumus r_11=1- (S_1^2+S_2^2)/(S_t^2 )
Varians belahan pertama (1) yang dalam hal ini varians skor item ganjil
Varians belahan kedua (2)yaitu varians skor genap
Varians total yaitu varians skor total
Atau
Formula alpha untuk tes yang dibelah dua adalah:
Rumus α=2- (S_1^2+S_2^2)/(S_x^2 )
Bila tes dibelah menjadi tiga bagian maka formula Alpha untuk komputasi reliabilitasnya adalah:
α=3/2 (1- (S_1^2+S_2^2+S_3^2)/(S_x^2 ))
Secara sederhana dapat dipahami bahwa varians adalah standar deviasi kuadrat. Untuk mencari varians dapat digunaan rumus:
S^2=(∑▒X^2- ((∑▒X)^2 )/N)/N
S^2

N =
= Varians selalu ditunjukan dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat
Banyaknya subyek pengikut tes.
e. Formula Kuder-Richadson 20 ( K-R. 20 )
Rumus r_11= (n/(n-1))((S^2-∑▒pq)/S^2 )
f. Formula Kuder-Richadson 21 ( K-R. 21 )
r_11= (n/(n-1))(1-(M(n-M))/(nS_t^2 ))
M = Mean atau rerata skor total
g. Formula Hoyt
Masih ada satu cara lain untuk mencari reliabilitas, yaitu menggunan rumus Hoyt
Rumusnya adalah:
r_11=1-V_s/V_r atau r_11=1-V_r-V_s/V_r
Keterangan:
r_11
V_r
V_s =
== Reliabilitas seluruh soal
Varians responden
Varians sisa
Untuk mencari reliabilitas suatu soal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:
Jk_((r))=(∑▒X_t^2 )/k-((∑▒
X_t)^2 )/(k x N)
TEKNIK PENGUJIAN RELIABILITAS HASIL BELAJAR BENTUK URAIAN
Dalalm rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf pengajar telah memiliki daya daya yang keajegan mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum, pada- umumnya orang menggunakan sebuah rumus yang dikenal dengan nama Rumus Alpha. Adapun rumus alpha dimaksud adalah:
r_11=(n/(n-1))(1-(∑▒S_i^2 )/(S_t^2 ))
S_i^2=(∑▒X_i^2- ((∑▒X_i)^2 )/N)/N
Di mana:
r_11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes.
1 = Bilangan konstan
∑S_i^2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
S_i^2 = Varians total
∑X_i^2 = Jumlah skor-skor yang dicapai oleh masing-masing testee.
Selanjutnya dalam pemberian interprestasi terhadap koefisien reliailitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai sebagai berikut:
Apabila r11≥0,07 berati tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi.
Apabila r11<0,07 berati tes hasil belajar yang sedan diuji reliabilitasnya belum dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi.
Arti Reliabilitas Bagi Sebuah Tes
Kata realibilitas diambil dari bahasa Inggris reliability dari kata asalal reli
able yang artinya dapat dipercaya. Reliabilitas sering dikacaukan oleh istilah “
reliable”. “Reliabilitas” merupakan kata benda sedangkan “reliable” merupakan ka
ta sifat atau kata keadaan.
Reliabilitas merupakan salah satu persyaratan tes yang baik, reliabilitas berhub
ungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepe
rcayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pe
ngertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau
seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjdi dapat dikatakan tidak ber
arti.
Cara Mencari Besarnya Reliabilitas
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari besarnya reliabilita ant
ara lain adalah :
a. Metode tes ulang (test-retest-method)
Untuk mengetahui sampai dimana suatu pengukuran dapat diandalkan, pengukuran ini
dapat dilakukan dua kali, pengukuran pertama dan ulangnya. Kedua pengukuran ini
dapat dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda. Dalam hal ini perlu diatur b
ahwa proses pengukuran kedua, keadaan yang diukur itu harus benar-benar sama. Se
lanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang kedua dikorelasikan dan hasilnya menunjukkan reliabilitas dari tes ini. Memang teknik ulangan ini akan dapat me
menuhi sasaran bila keadaan subjek yang diukur (dites) tetap bertahan dan tidak
mengalami perubahan pada saat pengukuran yang pertama maupun pada pengukuran yang kedua. Karena keadaan pribadi anak itu selalu dalam keadaan berkembang, tidak
statis, maka sebenarnya teknik ini kurang tepat digunakan. Disamping itu pada pe
ngukuran yang kedua akan dijumpai adanya “testing effect” anak telah mendapat ta
mbahan pengetahuan karena sudah mengalami tes yang pertama.
Metode bentuk paralel (equivalent)
Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tuju
an, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda, dalam isti
lah bahasa Inggris disebut alternate-forms method (parallel forms.
Dengan metode bentuk paralel ini, dua buah tes yang paralel, misalnya tes PAI se
ri A yang akan dicari reliabilitasnya dan tes Seri B diteskan kepada sekelompok
siswa yang sama, kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi dari kedua hasil t
es inilah yang menunjukkan koefisien reliabilitas tes seri A. jika koefisiennya
tinggi maka tes tersebut sudah reliable dan dapat digunakan sebagai alat dan pen
getes yang terandalkan.
Dalam menggunakan metode tes paralel pengetes harus menyiapkan dua buah tes, dann masing-masing dicobakan kepada sekelompok siswa yang sama. Penggunaan metode ini baik karena siswa dihadapkan kepada dua macam tes sehingga tidak ada factor “
masih ingat-ingat soalnya” yang dalam evaluasi disebut adanya practice-effect- dan carry-over-effect. Artinya ada factor yang dibawa oleh pengikut tes karena sudah mengerjakan soal tersebut.
Metode belah dua atau split-half method
Dalam teknik belah dua ini, dalam pengetesan hanya menggunakan satu tes yang dicobakan satu kali kepada sejumlah subjek (sample). Item-item pada tes dibagi dua. Skor dari setengah item-item tes pada bagian yang pertama dikorelasikan dengan skor setengah item-item tes pada bagian yang kedua.Ada dua cara membelah butir soal ini yaitu :
1.Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil genap.
2. Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separoh junlah pa
da nomor-nomor awal dan separo pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut
belahan awal-akhir.
RELIABILITAS INSTRUMEN-INSTRUMEN RISET
·                     Apa yang dimaksud reliabilitas?
Reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu tes terus-menerus diukur apapun tes yang diukurnya. Reliabilitas diungkapkan secara numerikal (dengan angka-angka), biasanya sebagai sebuah koefisien; sebuah koefisien tinggi menunjukkan reliabilitas tingi. Reliabilitas yang tesnya menghasilkan hasil konsisten ketika dilaksanakan menurut kondisi-kondisi yang sama. reliabilitas adalah kualitas konsistensi yang ditunjukkan instrumen atau prosedur sepanjang waktu.
·                     Apa yang dimaksud reliabilitas instrumen riset?
Reliabilitas suatu instrumen pengukuran adalah tingkatan konsistensi yang mengukur apakah ini merupakan ukuran. Kualitas ini adalah penting dalam jenis pengukuran. Seseorang yang mempergunakan instrumen pengukuran semacam itu harus mengidentifikasi dan mempergunakan teknik-teknik yang akan membantunya menentukan apa perluasan instrumen pengukurannya yang sesuai dan reliabel.
Sebagaimana sebuah cara membedakan konsep reliabilitas dari konsep validitas, hal yang berguna adalah mengidentifikasi kesalahan acak pengukuran. Kesalahan acak adalah kesalahan yang merupakan suatu hasil perubahan yang murni. Kesalahan acak pengukuran mungkin menekan skor subyek dalam persoalan yang tak dapat diprediksi. Reliabilitas adalah mengenai pengaruh kesalahan acak pengukuran dalam konsistensi skor. Namun beberapa kesalahan yang dicakup dalam pengukuran dapat diprediksi atau sistematis.
Apa yang berkenaan dengan reliabilitas?
Reliabilitas adalah mengenai bagaimana konsistensi yang anda ukur apapun yang anda ukur. Reliabilitas dipengaruhi oleh kesalahan acak, yang mana mungkin faktor-faktornya akan menghasilkan diskrepansi/ketidaksesuaian antara skor-skor individu dalam pengambilan instrumen pengukuran tunggal atau dari serangkaian item-item pada sebuah rangkaian ekuivalen.
Reliabilitas = (Variansi skor yang benar) / (Variansi skor terselidiki)
·                     cara untuk menilai koefisien reliabilitas
Terdapat beberapa cara untuk menilai koefisien reliabilitas, seperti:
1.                  Reliabilitas tes-retes adalah koefisien yang diperoleh dari skor-skor individu yang berkaitan dalam tes serupa yang dijalankan dalam kejadian berbeda.
2.                  Tes serupa atau reliabilitas bentuk-bentuk-pengganti adalah koefisien yang diperoleh dari skor-skor individu yang berkaitan dalam rangkaian-rangkaian berbeda atas item-item berbeda.
3.                  Metode konsistensi internal adalah koefisien berdasarkan hubungan diantara skor-skor yang diperoleh dari item-item individual atau sub-rangkaian item-item didalam sebuah tes.
Beberapa tipe reliabilitas biasa dalam metode konsistensi internal adalah:
a. Koefisien konsistensi internal atau reliabilitas tes yang terbagi separuh-bagian lagi.
Reliabilitas tes yang dihitung dijalankan dengan sampel yang tepat. Kemudian dibagi kedalam dua sub-tes, biasanya menempatkan semua item berangka-ganjil dalam satu sub-tes dan bahkan semua item berangka-genap dalam sub-tes lainnya. skor-skor dua sub-tes itu selanjutnya dihitung dalam tiap individu, dan dua rangkaian skor dikorelasikan.
b. Ukuran homogen/sama.
Ukuran-ukuran reliabilitas tersebut tidak memerlukan pembagian tes kedalam separuh-separuh dan penghitungan angka separuh secara terpisah. Prosedur itu menilai konsistensi antar-item atau kesamaan item-item.
·                     Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reliabilitas:
1.                  Panjang tes.
2.                  Kesamaan item-item
3.                  Kemampuan item yang mendiskriminasi
4.                  Variabilitas kemampuan kelompok
5.                  Waktu pengambilan-tes yang mencukupi.

Sedangkan Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Dalam penelitian keperawatan, walaupun sudah ada beberapa pertanyaan ( kuisioner ) yang sudah distandarisasi baik nasional maupun internasional ,peneliti harus tetap menyeleksi instrumen yang dipilih dengan mempertimbangkan keadaan sosial budaya dari area penelitian ( Nursalam, 2003 : 108 ).
Reliabilitas Instrumen
Pengertian Reliabilitas, Sugiono 2005, adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Kondisi itu ditengarai dengan konsistensi hasil dari penggunaan alat ukur yang sama yang dilakukan secara berulang dan memberikan hasil yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk pengukuran subjektif, penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang bisa memberikan hasil yang relatif sama (reliabilitas antar penilai). Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian validitas. Artinya pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.

3. Pengukuran Reliabilitas
Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh mana kemampuan alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu even percobaan ke even percobaan lainnya. Jika konsistensi pengukuran itu tidak kita peroleh dalam setiap pengukuran, dapat dibayangkan bila pengukuran yang dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang berbeda dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya. Saat ini kita memperoleh hasil pengukuran berat badan seseorang adalah 70 kg. Beberapa saat kemudian, meskipun dengan alat ukur yang sama kita memperoleh hasil 73 kg. Demikian seterusnya, hasilnya tidak pernah konsisten. Data yang kita peroleh tidak pernah konsisten dari waktu ke waktu. Pertanyaan yanag akan muncul dari benak kita adalah hasil pengukuran mana yang kita gunakan?
Dalam kajian teoritis, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu uji coba yang dilakukan tetap memiliki hasil yang sama meskipun dilakukan secara berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Instrumen alat ukur dianggap bisa diandalkan apabila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama dan tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang itu memberikan hasil yang relatif tidak sama. Pengujian reliabilitas instrumen untuk memperoleh hasil yang reliabel bisa dilakukan dengan berbagai metode statistik.
Contoh lain adalah misalnya saja dalam sebuah kesempatan kita ingin mengukur panjang dan lebar tiga (3) buah lapangan bola volley. Alat yang digunakan dalam pengukuran itu adalah meteran dan jangkauan langkah. Setelah dilakukan pengukuran, bisa dipastikan bahwa pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan meteran memperoleh hasil panjang dan lebar yang relatif sama terhadap ketiga lapangan bola volley itu. Sedangkan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan jangkauan langkah terhadap ketiga lapangan bola volley itu, menghasilkan satuan ukur, yakni panjang dan lebar yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar